Elemen terpenting kita bukan pada otak. Namun, pada apa yang menuntun otak kita-kepribadian, hati, kebaikan, dan ide-ide progresif-

Sunday, May 31, 2009

Dimensi Canda, sebagai Gaya Hidup!?


Sepertinya, canda dan tawa sudah menjadi suatu kebiasaan yang mewabah dalam diri kita. Seakan-akan, canda daAn tawa sudah menjadi sebuah gaya hidup (trend) setiap manusia. Tua-muda, besar-kecil, laki-laki-perempuan tanpa terkecuali, kesemuanya seperti tak bisa terlepas dari suatu kebiasaan yang bernama canda dan tawa. Sering kali kita bercanda secara berlebih tanpa adanya sebuah kemudi untuk mengontrol canda dan tawa kita. Padahal dengan mengobral kalimat-kalimat canda dan gurauan kita, secara tak langsung kita telah membuka aib dan keburukan kita. Dengan canda yang berlebih, siapapun tak akan menghormati kita. Kita dapat mengibaratkan canda sebagai sebuah tahi lalat, yang tampak indah dan menawan ketika berbentuk mungil dan hanya ada di satu atau dua tempat saja. Namun jika pada wajah anda dipenuhi tahi lalat, apa yang akan terjadi? Coba bayangkan…

Sekarang sudah jelas, bahwa gaya hidup manusia dalam bercanda secara berlebih sangatlah tidak baik. Sayangnya kita seakan telah terbiasa akan hal tersebut. Memelihara hal buruk menjadi sebuah gaya hidup kita di dalam masyarakat.

Andai kita mau berhenti sejenak akan kebiasaan ini, masih ada banyak hal yang perlu kita renungkan, bahkan bila perlu, menangis dalam kesendirian. Ketika kita hanya ditemani oleh benda-benda mati yang menjadi saksi bisu akan setiap butir air mata yang kita teteskan. Jadi, sudah siap untuk merubah pola hidup anda dari canda dan tawa yang berlebih…Saya mengembalikan hal ini kepada anda, bagaimana anda menyikapi hal tersebut…

0 comments:

Post a Comment

 
© 2011 Blog'e Bocah Gemblung | Except as noted, this content is licensed under Creative Commons Attribution 2.5.
For details and restrictions, see the Content License | Recode by Ardhiansyam | Based on Android Developers Blog